Selasa, 27 Oktober 2015

Rangkuman Jurnal Kimia Industri



Rika Febriani (41615010063)

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx-xx

PRODUKSI BIOGAS DARI ECENG GONDOK (EICCHORNIA CRASSIPES) KAJIAN KONSISTENSI DAN pH TERHADAP BIOGAS DIHASILKAN
Arnold Yonathan, Avianda Rusba Prasetya, Bambang Pramudono


  •          Latar Belakang 
Eceng gondok ( Eicchornia Crassipes) merupakan jenis gulma yang pertumbuhannya sangat cepat. Akan tetapi eceng gondok dapat dimanfaatkan dalam produsi biogas karena mempunyai kandungan hemiselulosa yang cukup besar. Biomassa adalah energy alternative paling siap untuk diolah menjadi sumber energy yang ramah lingkungan, jumlahnya banyak, dan berada disekitar kita. Tumbuh-tumbuhan, sampah organic, dan kotoran hewan dapat menghasilkan biogas yang dimanfaatkan sebagai sumber energy pengganti minyak, gas, kayu bakar, dan batu bara. Biogas merupakan sumber energy yang bias diperbarui (newable) sehingga tidak perlu ada kekhawatiran akan semakin menipisnya persediaan sumber energy. Eceng gondok (Eicchornia Crassipes) merupakan jenis gulma yang pertumbuhannya sangat cepat sehingga dapat mencapai 1,5% perhari dengan tinggi antara 0.3-0.5 m.
 Pertumbuhan yang begitu pesat sangat merugikan karena sifat eceng gondok yang menutupi air menyebabkan kandungan oksigen berkurang. Tumbuhan eceng gondok akan berpengaruh erhadap kadar  yang terdapat pada air. Disamping efek negative dari tanaman ini, eceng gondok dapat dimanfaatkan dalam produksi biogas karena mempunyai kandungan hemiselulosa yang cukup besar dibandingkan konponen tunggal lainnya. Hemiselulosa adalah polisakarida kompleks yang merupakan campuran polimer yang dihidrolisis menghasilkan campuran turunan yang dapat diolah dengan metode anaerobic digestion untuk mengasilkan produk campuran sederhana berupa metan dan karbon dioksida yang biasa disebut biogas.


  •          Hasil Penelitian 
Pada penelitian ini akan digunakan campuran eceng gondok dengan kotoran sapi, dimana antara eceng gondok maupun kotoran sapi divariasikan untuk mengetahui jumlah biogas dihasilkan dan juga kadar gas metana yang terkandung didalamnya,selain itu juga dilakukan pretreatment hidrolisis asam pada substrat eceng gondok untuk penelitian terdahulu mengenai kandungan gas metana yang dihasilkan pada biogas dari substrat yang telah dilakukan pretreatment. Tujuan dari penelitian mengkaji pengaruh komposisi eceng gondok terhadap biogas yang dihasilkan dari proses anaerobic digestion, dan mengkaji pengaruh pretreatment variasi pH hidrolisis terhadap biogas dihasilkan dari proses anaerobic digestion, dan mengkaji kandungan gas metana yang terkandung didalam biogas, baik dengan penambahan pretreatment maupun tanpa dilakukan pretreatment.
Pada proses pembuatan biogas dengan menggunakan biomassa eceng gondok digunakan beberapa bahan baku seperti: eceng gondok, aquadest dan bahan pembantu lainnya seperti: kotoran sapi, , dan NaOH. Penelitian ini detetapkan sebagai variable berubah adalah komposisi perbandingan pengenceran eceng gondok (2:1;2:1,5:2:2;2:2,5) dan pH larutan campuran (8:7:6:5:4). Tiap kali dilakukan percobaan fermentasi dengan basis 2L, suhu kamar dan tekanan 1 atm. Pada penelitian ini jumlah rancangan percobaan yang meliputi tempuhan atau run yang dilakukan sebanyak 9 kali.
Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa biogas dari eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai sumber terbarukan karena terbukti adanya kandungan metana dalam biogas dihasilkan. Akan tetapi penelitian ini, masih diperlukan penelitian lanjutan apakah dengan semakin lamanya waktu fermentasi dan variasi variable yang lain kandungan gas metana masih dapat meningkat atau tidak.


  •          Penelitian Selanjutnya 

Biogas dapat diproduksi dari eceng gondok. Tapi dengan metode ini terdapat beberapa kekurangan karena apabila hanya digunakan eceng gondok jumlah biogas yang dihasilkan sedikit dan waktu yang dihasilkan lama. Jadi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna meningkatkan jumlah biogas dihasilkan dan mempercepat waktu produksi, dimana dalam penelitian ini dilakukan pencampuran eceng gondok dengan kotoran sapi, dan juga melakukan pretreatment hidrolisis asam.
Pada saat dilakukan pengukuran volume biogas dengan rotameter harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan pencatatan. Cek kebocoran pada rangkaian alat dengan menggunakan air sabun. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh lamanya fermentasi terhadap biogas dihasilkan beserta kandungan gas metananya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar