Rika Febriani - 41615010063
IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH DENGAN MODEL KOMPONEN YANG RAMAH LINGKUNGAN
Penulis:
1. Suhartini, ST, MT
2. Triwulandari S. Dewayana
3. Dedy Sugiarto
4. Dorina Hetharia
Tahun Terbit: 2012
1. Pendahuluan
Pengembagangan industri semakin
pesat dengan arus globalisasi yang terus berjalan. Perkembangan ini menjadikan
para pengrajin batik dan perusahaan industri harus terus meningkatkan dan
memperbaiki kinerjnya agar terus bertahan dan memenangkan kompetisi daya dengan
berbagai industry lainnya.
Industri manufaktur merupakan
industri yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada negara
berkembang dalam lima belas tahun terakhir (Journal of Manufacturing
Excellence, 2011). Yang dimaksud dengan industri manufaktur (Lampiran Perpres
Nomor 28 Tahun 2008) yaitu semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan
jasa yang bukan tergolong produk primer.
Usaha yang dapat dilakukan
adalah meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Namun, seiring dengan
peningkatan produktivitas ,timbulah permasalahan dampak lingkungan. Maka
dibuatkanlah penelitian dari kedua jurnal ini untuk mengetahui menggunakan
metode untuk meningkatan produktivitas dan merancang model pemilihan industri
komponen otomotif yang ramah lingkungan.
Perancangan model pemilihan
industri komponen otomotif yang ramah lingkungan merupakan bagian dari
penelitian dalam rangka memformulasikan strategi pengembangan industri komponen
otomotif yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing.
Kemudian , untuk mengakomodir
dua kepentingan tersebut, digunakan pula metode Green Produktivitas.
Green Produktivitas tersebut
merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan
performansi lingkungan secara bersamaan di dalam pembangunan sosial ekonomi
secara keseluruhan (APO, 2003). Dimulai dengan menganalisis proses termasuk
input dan output, green produktivity dapat menghasilkan manfaat yang signifikan
bagi peningkatan produktivitas. Sambil melestarikan lingkungan, kita dapat
meningkatkan produktivitas. Dari sini, diharapkan Kampoeng Batik perusahaan
dapat mencapai produktivitas yang lebih tinggi atau mengalami peningkatan
produktivitas sekaligus melindungi lingkungan yang akan mengarah pada
terciptanya sustainable development.
Tujuan Penelitian Suatu
rancangan prosedur Green Produktivity Assesment yang melibatkan desain sistem
informasi sederhana dengan mendesain tamplete tahapan proses produksi yang
berpotensi mempunyai dampak lingkungan.
2. Hasil Penelitian
1. Green Industry
Green industry
adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga
mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta dapat member manfaat bagi masyarakat. Penerapan Green
industry (Kemenprin 2013) dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner
production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah pada
sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur ulang limbah),
dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energi dari suatu limbah).
2. Productivity
Productivity adalah
perbandingan antara output dengan input dengan tujuan mengetahui seberapa
efisien sumber-sumber input telah berhasil dihemat. Productivity
juga merupakan kombinasi dari efektifitas dan efisiensi, dengan efektifitas
yang berkaitan dengan performansi dan efisiensi yang berkaitan dengan
penggunaan sumber daya. Dimana efektifitas merupakan tingkat pencapaian suatu
objek sedangkan efisiensi adalah bagaimana penggunaan sumber daya secara optimal
untuk mencapai hasil yang diinginkan
3. Green Productivity
Green Productivity
adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktifitas bisnis dan kinerja
lingkungan pada saat yang bersamaan dalam mengembangkan sosial ekonomi secara
menyeluruh.
4. Produksi Bersih
Dalam perindustrian
dapat dilihat resiko dari sisi lingkungan yaitu limbah dalam suatu pabrik, maka
dari itu perlu melakukan strategi dan pendekatan agar menjadi industri ramah
lingkungan. Pendekatan tersebut di kenal dengan istilah produksi bersih.
Produksi bersih bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah
atau bahan pencemar lingkungan serta melakukan upaya untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang, dan energi diseluruh tahapan
proses produksi.
5. Industri Komponen
Otomotif Indonesia
Perusahaan
menunjukkan bahwa industri komponen otomotif tersebar pada beberapa wilayah
yaitu DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Persentase terbesar
perusahaan berada di wilayah Jawa Barat (55,37%) dan DKI (24,79%). Berdasarkan
jumlah tenaga kerja, dari data 49 perusahaan menunjukkan bahwa jumlah tenaga
kerja terbesar yaitu 1280 orang dan terkecil yaitu 5 orang. 73% perusahaan
merupakan perusahaan besar, 22% perusahaan sedang, Model Pemilihan Industri
(Triwulandari, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 211 sisanya sebesar
5% adalah perusahaan kecil
6. Penelitian dan
model terdahulu
Untuk mendorong pertumbuhan
Green Industry, Kementerian Perindustrian memberikan penghargaan kepada
perusahaan industri nasional yang telah menerapkan pola penghematan sumber daya
dan penggunaan bahan baku dan energy yang ramah lingkungan serta terbarukan.
Penghargaan Industri Hijau (PIH) telah berlangsung selama empat tahun.
Penilaian
penghargaan industri hijau didasarkan pada hal-hal berikut (Kementerian
Perindustrian 2012) :
a. Proses Produksi, meliputi bahan baku dan
bahan penolong, energi, air, teknologi proses, produk, sumber daya manusia, dan
lingkungan kerja.
b. Manajemen Perusahaan, meliputi program
efisiensi produksi, Community Development/Corporate Social Responsibility,
penghargaan yang pernah diterima, dan sistem manajemen.
c. Pengelolaan limbah dan emisi, dan kinerja
pengelolaan lingkungan.
7. Analytic
Hierarchy Process (AHP)
AHP merupakan suatu
model pendukung keputusan. Prinsip dasar AHP (Saaty, 2000) yaitu:
1) Dekomposisi
2) Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative
judgments)
3) Sintesa Prioritas
Dengan prinsip dekomposisi,
struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki.
Metode Penelitian
1) Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data dapat dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta melakukan
survey lapangan sehingga mampu menghasilkan informasi yang akurat dan
menyeluruh.
2) Penyusunan Hierarki Keputusan untuk
Pemilihan Industri Komponen Otomotif yang Ramah Lingkungan
Dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Perumusan tujuan
2. Penentuan alternatif pilihan
3. Penentuan level hierarki
4. Identifikasi elemen-elemen pada setiap
level hierarki selain level hierarki pertama (tujuan) dan Model Pemilihan
Industri (Triwulandari, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 213 level
hierarki terakhir (alternatif pilihan)
5. Penyusunan Hierarki Keputusan
3) Penentuan Bobot pada setiap level hierarki.
Penentuan bobot
pada setiap level hierarki dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyusunan matriks perbandingan berpasangan
2. Perbandingan berpasangan dengan bantuan
pakar
3. Perhitungan Ratarata Geometric
4. Perhitungan Weighted sum vector
5. Perhitungan consistency vector
6. Perhitungan Consistency Index
7. Perhitungan Consistency Ratio
8. Membandingkan nilai Consistency Ratio
dengan syarat konsistensi dalam perbandingan berpasangan yaitu nilai CR ≤ 0,1,
apabila tidak memenuhi syarat konsistensi maka kembali ke tahap 2 yaitu
Perbandingan berpasangan dengan bantuan pakar
9. Menentukan bobot pada setiap level hierarki
berdasarkan hasil perhitungan Rata-rata Geometric.
·
Kesimpulan
Berdasarkan bobot faktor yang
diperoleh, model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan
lebih memprioritaskan pada faktor pengelolaan limbah / emisi dengan bobot
sebesar 0,6370. Pada faktor tersebut, kriteria Program penurunan emisi CO2
merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,6480. Prioritas berikutnya adalah
pada faktor proses produksi dengan bobot sebesar 0,2580. Pada faktor proses
produksi, kriteria teknologi proses merupakan prioritas utama dengan bobot
faktor sebesar 0.3860. Sedangkan untuk sub kriteriadari criteria teknologi
proses, bobot terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) yaitu
0,7172, Oleh karena itu, upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan Reduce, Reuse,
Recycle (3R) akan menjadi penentu bagi industri komponen otomotif untuk masuk
dalam kategori industri yang ramah lingkungan.
Dari hasil penilaian resiko
lingkungan diketahui bahwa tahapan yang paling banyak menimbulkan dampak
lingkungan adalah tahapan proses ngloyor, pewarnaan napsol, ngesol dan nglorod.
Dari hasil perhitungan
diketahui tingkat produktivitas setelah dilakukan penanganan limbah adalah
sebesar 104,6%, sedangkan tingkat produktivitas sebelumnya sebesar 103,3%, jadi
tingkat produktivitasnya meningkat sebesar 1,3% setelah diterapkannya
pengolahan limbah.
Sumber:
ndari-Sd-dkk.pdf